Harga minyak kembali melemah pada hari Selasa(5/8), melanjutkan tren penurunan baru-baru ini karena para pedagang khawatir terhadap peningkatan produksi dan penurunan permintaan di tengah tekanan ekonomi global yang meningkat.
Pada pukul 08:05 ET (12:05 GMT), kontrak berjangka minyak Brent untuk pengiriman September turun 0,8% menjadi $68,21 per barel, sedangkan kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 1% menjadi $65,65 per barel.
Kedua kontrak tersebut telah turun lebih dari 1% pada hari Senin, ditutup di level terendah dalam satu minggu.
Minyak Tertekan oleh Kekhawatiran Oversupply dan Permintaan
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) pada akhir pekan lalu sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 547.000 barel per hari untuk bulan kedua berturut-turut
Langkah ini menjadi bagian dari rangkaian kenaikan produksi oleh kartel tersebut sepanjang tahun ini, sebagai upaya untuk:
Mengembalikan produksi yang sempat dipangkas selama tiga tahun terakhir
Merebut kembali pangsa pasar minyak global yang lebih besar
Namun, peningkatan pasokan ini datang di tengah kekhawatiran permintaan yang menurun karena pertumbuhan ekonomi global yang melambat
Data ketenagakerjaan nonfarm payrolls AS yang lemah menjadi perhatian besar bagi pasar minyak, karena dianggap sebagai sinyal perlambatan permintaan energi di negara konsumen bahan bakar terbesar dunia. Data tersebut menambah ketidakpastian terhadap ekonomi AS, terutama dengan kekhawatiran dampak tarif perdagangan dari Presiden Donald Trump.
Data indeks manajer pembelian (PMI) yang suram dari Tiongkok importir minyak terbesar dunia juga menekan harga minyak minggu lalu, karena menunjukkan kontraksi aktivitas manufaktur yang lebih besar dari perkiraan.
Sanksi Pembeli Minyak Rusia Jadi Fokus Pasar
Meski demikian, harga minyak sempat mencatat kenaikan minggu lalu setelah Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih berat terhadap minyak Rusia sebagai upaya untuk memaksa Moskow mengakhiri perang berkepanjangan dengan Ukraina.
Trump baru-baru ini mengancam akan mengenakan tarif terhadap pembeli terbesar minyak Rusia Tiongkok dan India.
Minggu lalu, Trump menjatuhkan tarif 25% terhadap India, dan memperingatkan sanksi yang lebih berat jika negara tersebut tidak segera menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Trump mengulangi ancaman ini pada hari Senin.
"Ini menempatkan sekitar 1,7 juta barel per hari (bph) pasokan dalam risiko jika penyuling India berhenti membeli minyak Rusia," tulis analis di ING dalam sebuah catatan.
"Jika tidak ada pembeli lain yang bersedia menerima minyak ini, maka kelebihan pasokan yang diperkirakan hingga kuartal keempat dan tahun 2026 bisa hilang. Ini juga dapat memberikan peluang bagi OPEC+ untuk mulai membatalkan putaran pemotongan produksi berikutnya sebesar 1,66 juta bph."
"Masih belum banyak yang dibahas mengenai aliran minyak Rusia ke Tiongkok. Jika AS berhasil menargetkan aliran ini juga, pasar akan menjadi jauh lebih ketat dan OPEC+ mungkin perlu mengandalkan kapasitas cadangan produksinya secara lebih dalam." (azf)
Sumber: Investing.com
Harga minyak stabil setelah kenaikan dua hari setelah OPEC+ menyetujui peningkatan kuota pasokan yang moderat, dengan para pedagang juga mencermati sinyal dari harga Arab Saudi yang lebih rendah dari ...
Harga minyak mentah berjangka WTI naik 1,3% menjadi $61,7 per barel pada hari Senin setelah OPEC+ menyetujui peningkatan produksi yang lebih kecil dari perkiraan, meredakan kekhawatiran akan lonjakan ...
Harga minyak menguat lebih dari 1% pada hari Senin setelah OPEC+ hanya menaikkan produksi November sebesar 137.000 bph, lebih kecil dari yang mempengaruhi pasar. Pada 08:08 GMT, Brent naik 1,2% menjad...
OPEC+ kembali bermain hati-hati. Untuk bulan kedua berturut-turut, kelompok produsen minyak terbesar dunia ini hanya menambah pasokan sebesar 137.000 barel per hari-angka yang jauh lebih rendah dari e...
Minyak menuju kerugian mingguan terbesar sejak akhir Juni karena para pedagang bersiap menghadapi keputusan penting OPEC+ tentang pasokan akhir pekan ini. Minyak berjangka Brent sedikit menguat pada h...
Pasar saham Eropa dibuka nyaris tak berubah. Stoxx 600 bergerak datar, tapi sektor energi ditopang Shell yang naik sekitar 2% setelah menyebut kinerja perdagangan minyak & gasnya kembali pulih. CAC 40 juga stabil, menunggu kejelasan politik di...
Saham Jepang menutup perdagangan Selasa(7/10) dengan kinerja beragam karena aksi ambil untung setelah reli besar yang dipicu harapan stimulus di bawah Sanae Takaichi. Topix naik tipis 0,1% ke 3.227,91, sementara Nikkei nyaris flat di 47.950,88....
Indeks Dolar AS (DXY) lanjut menguat untuk hari kedua dan sempat berada di sekitar 98,20 pada sesi Asia, didorong komentar hawkish Presiden Fed Kansas City, Jeffrey Schmid. Ia menegaskan The Fed harus menjaga kredibilitas melawan inflasi, menyebut...
Saham Asia melonjak ke level tertinggi baru, dipimpin oleh Nikkei 225 Jepang, yang melonjak lebih dari 4% setelah terpilihnya anggota parlemen...
Para pejabat Hamas berada di Mesir pada hari Senin(6/10) menjelang perundingan dengan Israel yang diharapkan AS akan menghentikan perang di Gaza dan...
Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertinggi pada Senin, dipicu optimisme atas peningkatan aktivitas merger dan akuisisi...
Pasar Saham Zona EuroSaham-saham Eropa sebagian besar ditutup melemah pada hari Senin karena gejolak politik baru di Prancis yang kembali memicu...